18/07/11

BUDIDAYA TERNAK I T I K

BUDIDAYA TERNAK I T I K
( Anas spp. )
1. SEJARAH SINGKAT
Itik dikenal juga dengan istilah Bebek (bhs.Jawa). Nenek moyangnya berasal dari Amerika Utara merupakan itik liar ( Anas moscha) atau Wild mallard. Terus menerus dijinakkan oleh manusia hingga jadilah itik yang diperlihara sekarang yang disebut Anas domesticus (ternak itik).
2. SENTRA PERIKANAN
Secara internasional ternak itik terpusat di negara-negara Amerika utara, Amerika Selatan, Asia, Filipina, Malaysia, Inggris, Perancis (negara yang mempunyai musim tropis dan subtropis). Sedangkan di Indonesia ternak itik terpusatkan di daerah pulau Jawa (Tegal, Brebes dan Mojosari), Kalimantan (Kecamatan Alabio, Kabupaten Amuntai) dan Bali serta Lombok.
3. JENIS
Klasifikasi (penggolongan) itik, menurut tipenya dikelompokkan dalam 3 (tiga) golongan, yaitu:
1) Itik petelur seperti Indian Runner, Khaki Campbell, Buff (Buff Orpington) dan CV 2000-INA;
2) Itik pedaging seperti Peking, Rouen, Aylesbury, Muscovy, Cayuga;
3) Itik ornamental (itik kesayangan/hobby) seperti East India, Call (Grey Call), Mandariun, Blue Swedish, Crested, Wood.
Jenis bibit unggul yang diternakkan, khususnya di Indonesia ialah jenis itik petelur seperti itik tegal, itik khaki campbell, itik alabio, itik mojosari, itik bali, itik CV 2000-INA dan itik-itik petelur unggul lainnya yang merupakan produk dari BPT (Balai Penelitian Ternak) Ciawi, Bogor.
4. MANFAAT
1) Untuk usaha ekonomi kerakyatan mandiri.
2) Untuk mendapatkan telur itik konsumsi, daging, dan juga pembibitan ternak itik.
3) Kotorannya bisa sebagai pupuk tanaman pangan/palawija.
4) Sebagai pengisi kegiatan dimasa pensiun.
5) Untuk mencerdaskan bangsa melalui penyediaan gizi masyarakat.
5. PERSYARATAN LOKASI
Mengenai lokasi kandang yang perlu diperhatikan adalah: letak lokasi lokasi jauh dari keramaian/pemukiman penduduk, mempunyai letak transportasi yang mudah dijangkau dari lokasi pemasaran dan kondisi lingkungan kandang mempunyai iklim yang kondusif bagi produksi ataupun produktivitas ternak. Itik serta kondisi lokasi tidak rawan penggusuran dalam beberapa periode produksi.
6. PEDOMAN TEKNIS BUDIDAYA
Sebelum seorang peternak memulai usahanya, harus menyiapkan diri, terutama dalam hal pemahaman tentang pancausaha beternak yaitu (1). Perkandangan; (2). Bibit Unggul; (3). Pakan Ternak; (4). Tata Laksana dan (5). Pemasaran Hasil Ternak.
6.1. Penyiapan Sarana dan Peralatan
1) Persyaratan temperatur kandang ± 39 oC.
2) Kelembaban kandang berkisar antara 60-65%
3) Penerangan kandang diberikan untuk memudahkan pengaturan kandang agar tata kandang sesuai dengan fungsi bagian-bagian kandang
4) Model kandang ada 3 (tiga) jenis yaitu:
a. kandang untuk anak itik (DOD) oada masa stater bisa disebut juga kandang box, dengan ukuran 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD
b. kandang Brower (untuk itik remaja) disebut model kandang Ren/kandang kelompok dengan ukuran 16-100 ekor perkelompok
c. kandang layar ( untuk itik masa bertelur) modelnya bisa berupa kandang baterei ( satu atau dua ekor dalam satu kotak) bisa juga berupa kandang lokasi ( kelompok) dengan ukuran setiap meter persegi 4-5 ekor itik dewasa ( masa bertelur atau untuk 30 ekor itik dewasa dengan ukuran kandang 3 x 2 meter).
5) Kondisi kandang dan perlengkapannya
Kondisi kandang tidak harus dari bahan yang mahal tetapi cukup sederhana asal tahan lama (kuat). Untuk perlengkapannya berupa tempat makan, tempat minum dan mungkin perelengkapan tambahan lain yang bermaksud positif dalam managemen
6.2. Pembibitan
Ternak itik yang dipelihara harus benar-benar merupakan ternak unggul yang telah diuji keunggulannya dalam memproduksi hasil ternak yang diharapkan.
1) Pemilihan bibit dan calon induk
Pemilihan bibit ada 3 ( tiga) cara untuk memperoleh bibit itik yang baik adalah sebagai berikut :
a. membeli telur tetas dari induk itik yang dijamin keunggulannya
b. memelihara induk itik yaitu pejantan + betina itik unggul untuk mendapatkan telur tetas kemudian meletakannya pada mentok, ayam atau mesin tetas
c. membeli DOD (Day Old Duck) dari pembibitan yang sudah dikenal mutunya maupun yang telah mendapat rekomendasi dari dinas peternakan setempat.Ciri DOD yang baik adalah tidak cacat (tidak sakit) dengan warna bulu kuning mengkilap.
2) Perawatan bibit dan calon induk
a. Perawatan Bibit
Bibit (DOD) yang baru saja tiba dari pembibitan, hendaknya ditangani secara teknis agar tidak salah rawat. Adapun penanganannya sebagai berikut: bibit diterima dan ditempatkan pada kandang brooder (indukan) yang telah dipersiapkan sebelumnya. Dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam brooder adalah temperatur brooder diusahakan yang anak itik tersebar secara merata, kapasitas kandang brooder (box) untuk 1 m2 mampu menampung 50 ekor DOD, tempat pakan dan tempat minum sesuai dengan ketentuan yaitu jenis pakan itik fase stater dan minumannya perlu ditambah vitamin/mineral.
b. Perawatan calon Induk
Calon induk itik ada dua macam yaitu induk untuk produksi telur konsumsi dan induk untuk produksi telur tetas. Perawatan keduanya sama saja, perbedaannya hanya pada induk untuk produksi telur tetas harus ada pejantan dengan perbandingan 1 jantan untuk 5 – 6 ekor betina.
3) Reproduksi dan Perkawinan
Reproduksi atau perkembangbiakan dimaksudkan untuk mendapatkan telur tetas yang fertil/terbuahi dengan baik oleh itik jantan. Sedangkan sistem perkawinan dikenal ada dua
macam yaitu itik hand mating/pakan itik yang dibuat oleh manusia dan nature mating (perkawinan itik secara alami).
6.3. Pemeliharaan
1) Sanitasi dan Tindakan Preventif
Sanitasi kandang mutlak diperlukan dalam pemeliharaan itik dan tindakan preventif (pencegahan penyakit) perlu diperhatikan sejak dini untuk mewaspadai timbulnya penyakit.
2) Pengontrol Penyakit
Dilakukan setiap saat dan secara hati-hati serta menyeluruh. Cacat dan tangani secara serius bila ada tanda-tanda kurang sehat pada itik.
3) Pemberian Pakan
Pemberian pakan itik tersebut dalam tiga fase, yaitu fase stater (umur 0–8 minggu), fase grower (umur 8–18 minggu) dan fase layar (umur 18–27 minggu). Pakan ketiga fase tersebut berupa pakan jadi dari pabrik (secara praktisnya) dengan kode masing-masing fase.
Cara memberi pakan tersebut terbagi dalam empat kelompok yaitu:
a. umur 0-16 hari diberikan pada tempat pakan datar (tray feeder)
b. umur 16-21 hari diberikan dengan tray feeder dan sebaran dilantai
c. umur 21 hari sampai 18 minggu disebar dilantai.
d. umur 18 minggu–72 minggu, ada dua cara yaitu 7 hari pertama secara pakan peralihan dengan memperhatikan permulaan produksi bertelur sampai produksi mencapai 5%. Setelah itu pemberian pakan itik secara ad libitum (terus menerus). Dalam hal pakan itik secara ad libitum, untuk menghemat pakan biaya baik tempat ransum sendiri yang biasa diranum dari bahan-bahan seperti jagung, bekatul, tepung ikan, tepung tulang, bungkil feed suplemen.
e. Pemberian probiotik MigroSUPLEMEN pada itik, sebaiknya dicampur pada pakan basah. Cara pemberiannya adalah sebagai berikut :
• Umur 1 – 7 hari : Pemakaian MigroSUPLEMEN adalah 30ml /hari/1000 ekor.
• Umur 8 – 14 hari : Pemakaian MigroSUPLEMEN adalah 60ml /hari/1000 ekor.
• Umur 15 – 20 hari : Pemakaian MigroSUPLEMEN adalah 90ml /hari/1000 ekor.
• Umur 21 keatas : Pemakaian MigroSUPLEMEN adalah 100ml /hari/1000 ekor. Diberikan hanya 2 hari sekali.
f. Itik yang sudah memproduksi telur, probiotik MigroSUPLEMEN diberikan setiap 2 hari sekali (pagi atau sore hari) dengan dosis 120ml/2hari sekali/1000 ekor. Diberikan pada pakan lebih baik.
g. Bila sedang aplikasi vaksin, pemberian probiotik MigroSUPLEMEN pada hari tersebut dihentikan, diberikan kembali keesokan harinya.
Pemberian minuman itik, berdasarkan pada umur itik juga yaitu :
a. umur 0-7 hari, untuk 3 hari pertama air minum ditambah vitamin dan mineral, tempatnya asam seperti untuk anak ayam.
b. umur 7-28 hari, tempat minum dipinggir kandang dan air minum diberikan secara ad libitum (terus menerus)
c. umur 28 hari-afkir, tempat minum berupa empat persegi panjang dengan ukuran 2 m x 15 cm dan tingginya 10 cm untuk 200-300 ekor. Tiap hari dibersihkan.
4) Pemeliharaan Kandang
Kandang hendaknya selalu dijaga kebersihannya dan daya gunanya agar produksi tidak terpengaruh dari kondisi kandang yang ada.
7. HAMA DAN PENYAKIT
Secara garis besar penyakit itik dikelompokkan dalam dua hal yaitu:
1) penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme seperti virus, bakteri dan protozoa
2) penyakit yang disebabkan oleh defisiensi zat makanan dan tata laksana perkandangan yang kurang tepat
Adapun jenis penyakit yang biasa terjangkit pada itik adalah:
1) Penyakit Duck Cholera
Penyebab: bakteri Pasteurela avicida. Gejala: mencret, lumpuh, tinja kuning kehijauan. Pengendalian: sanitasi kandang,pengobatan dengan suntikan penisilin pada urat daging dada dengan dosis sesuai label obat.
2) Penyakit Salmonellosis
Penyebab: bakteri typhimurium.Gejala: pernafasan sesak, mencret. Pengendalian: sanitasi yang baik, pengobatan dengan furazolidone melalui pakan dengan konsentrasi 0,04% atau dengan sulfadimidin yang dicampur air minum, dosis disesuaikan dengan label obat.
8. PANEN
8.1. Hasil Utama
Hasil utama, usaha ternak itik petelur adalah telur itik
8.2. Hasil Tambahan
Hasil tambah berupa induk afkir, itik jantan sebagai ternak daging dan kotoran ternak sebagai pupuk tanam yang berharga
9. PASCAPANEN
Kegiatan pascapanen yang bias dilakukan adalah pengawetan. Dengan pengawetan maka nilai ekonomis telur itik akan lebih lama dibanding jika tidak dilakukan pengawetan. Telur yang tidak diberikan perlakuan pengawetan hanya dapat tahan selama 14 hari jika disimpan pada temperatur ruangan bahkan akan segera membusuk. Adapun perlakuan pengawetan terdiri dari 5 macam, yaitu:
a) Pengawetan dengan air hangat
Pengawetan dengan air hangat merupakan pengawetan telur itik yang paling sederhana. Dengan cara ini telur dapat bertahan selama 20 hari.
b) Pengawetan telur dengan daun jambu biji
Perendaman telur dengan daun jambu biji dapat mempertahankan mutu telur selama kurang lebih 1 bulan. Telur yang telah direndam akan berubah warna menjadi kecoklatan seperti telur pindang.
c) Pengawetan telur dengan minyak kelapa
Pengawetan ini merupakan pengawetan yang praktis. Dengan cara ini warna kulit telur dan rasanya tidak berubah.
d) Pengawetan telur dengan natrium silikat
Bahan pengawetan natrium silikat merupkan cairan kental, tidak berwarna, jernih, dan tidak berbau. Natirum silikat dapat menutupi pori kulit telur sehingga telur awet dan tahan lama hingga 1,5 bulan. Adapun caranya adalah dengan merendam telur dalam larutan natrium silikat10% selama satu bulan.
e) Pengawetan telur dengan garam dapur
Garam direndam dalam larutan garam dapur (NaCl) dengan konsentrasi 25- 40% selama 3 minggu.
10.2.Gambaran Peluang Agribisnis
Telur dan daging itik merupakan komoditi ekspor yang dapat memberikan keuntungan besar. Kebutuhan akan telur dan daging pasar internasional sangat besar dan masih tidak seimbang dari persediaan yang ada. Hal ini dapat dilihat bahwa baru dua negara Thailand dan Malaysia yang menjadi negara pengekspor terbesar. Hingga saat ini budidaya itik masih merupakan komoditi yang menjanji untuk dikembangkan secara intensif.

09/07/11

PROSPEK USAHA

PROSPEK USAHA

Telur itik mempunyai protein lebih banyak pada bagian kuning telur, sekitar 17 persen, sedangkan bagian putihnya 11 persen. Protein telur mengandung semua asam amino esensial yang dibutuhkan tubuh untuk hidup sehat.  Sebagai telur, telur itik mengandung semua zat gizi yang diperlukan tubuh. Selain untuk dikonsumsi telur juga dapat diolah menjadi berbagai macam produk makanan.
Tingginya kandungan giji yang yang dimiliki telur itik untuk tubuh manusia, menjadikan usaha di bidang budidaya itik petelur memiliki peluang yang besar, hal ini ditunjang oleh kondisi alam Indonesia yang cocok untuk mengembangkan itik petelur. Hal lain telur yang dihasilkan itik selain untuk dikonsumsi langsung, telur itik dapat diolah menjadi makanan lain seperti telor asin, selain itu juga dapat dijadikan bibit untuk menetaskan anak itik.
Peluang pengembangan itik cukup besar, hal ini disebabkan tersedianya bibit dalam jumlah besar dan mutu yang relatif baik, relatif mudahnya akses pemasaran, keterampilan petani yang memadai, sosial budaya yang menunjang dan adanya dukungan baik dari pihak swasta atau pemerintah.
Dalam hal pakan pun, itik membutuhkan pakan (khususnya protein) yang lebih efisien dibandingkan dengan usaha ternak lain dan yang paling penting. Usaha ternak itik petelur mampu memberikan pendapatan yang relatif besar

Sumber gambar: http://1.bp.blogspot.com

TIPS KEBERHASILAN USAHA

TIPS KEBERHASILAN USAHA
    Memilih Bibit
    Bibit harus mempunyai sifat-sifat :
    1. Pertumbuhan badannya cepat tetapi besar badan seragam, tidak mempunyai cacat tubuh. Berat itik pejantan muda pada umur 20 minggu adalah 1,6 kg, pada umur 40 minggu adalah 1,8 kg. Berat itik betina muda pada umur 20 minggu adalah 1,4 kg, pada umur 40 minggu beratnya 1,6 kg.
    2. Pertumbuhan bulunya cepat dan warna bulu seragam. Bulu sudah harus lengkap pada umur 14 hari.
    3. Cepat mencapai dewasa kelamin atau umur mulai bertelur adalah 5 –6 bulan.
    4. Mempunyai daya hidup yang tinggi, hal ini dapat diukur dari angka kematian yang rendah. Angka kematian pada priode pemeliharaan anak (d.o.d) s/d mencapai umur mulai bertelur adalah sebesar 3%, dari awal bertelur s/d diafkir adalah sebesar 2%.
    5. Telur yang diperoduksi sebesar 200–300 butir atau lebih pertahun sampai diafkir. Ternak itik sebaiknya diafkir setelah umurnya 1,5 tahun.
    6. Kemampuan mengola pakan yang sering disebut angka konversi pakan harus kecil (nilainya 2 – 2,5).
      Konversi pakan = Kg. Pakan/ Kg. Produksi telur
      Artinya untuk menghasilkan 1 kg telur dibutuhkan pakan sebanyak
      2,5 kg (Eniza Saleh:http://library.usu.ac.id)
    Sumber gambar: http://1.bp.blogspot.com

FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA

FAKTOR KRITIS PADA KEBERHASILAN USAHA
  
    Permasalahan yang dihadapi dalam beternak itik antara lain:
    1. Pemeliharaan masih tradisional
      Pemeliharaan secara tradisional memerlukan lahan yang luas, itik yang diumbar (diangon) berpotensi mengganggu tanaman pertanian yang baru ditanam, membutuhkan tenaga kerja untuk pengembalaan, serta tingginya risiko itik terkontaminasi pestisida.
    2. Sulitnya mencari bibit unggul
      Pemilihan bibit yang unggul akan menghasilkan telurl yang baik dalam jumlah yang banyak. Dengan itik pejantan yang unggul satu ekor itik betina dapat bertelur antara 250 sampai 300 butir telur per tahun
    3. pengetahuan peternak masih rendah.
      Masih rendahnya pengetahuan peternak, sehingga mereka hanya mengenal pemeliharaan itik menggunakan cara tradisional
    4. Mahalnya biaya pakan.
      bahan pakan untuk itik sangat sangat tergantung musim, ditambah dengan pemberian pakan kepada itik yang harus intensif sehingga biaya untuk pakan itik cukup mahal
    5. Penyakit.
      Penyakit itik pada dasarnya terbagi dua yaitu : Penyakit tidak menular dan Penyakit menular
      1. Penyakit Tidak Menular diantaranya adalah:
     
    Strees (Cekaman)
    Penyakit ini biasanya disebabkan oleh ; kebisingan, kurang kebebasan bermain dekat air, berpindah tempat, pertukaran pakan dan lain – lain.
    .
    Kekurangan (defisiensi) Vitamin A
    Itik akan tampak selalu mengantuk, kondisi kaki lemah, mata tertimbun lendir warna putih dan mudah terkena infeksi.

    Brooder Pneumonia
    Umumnya menyerang anak itik yang masih memiliki bulu-bulu halus. Penyakit ini disebabkan oleh karena kotak atau pelingkar triplek terlalu padat, lampu pemanas untuk induk buatan kurang panas sehingga anak itik kedinginanan merasa pengap.
    Tanda-tanda anak itik terserang penyakit ini adalah pembengkakan di kepala, pernafasan terlihat sulit dan mata selalu mengeluarkan air.
    Rickets Duck
    Kekurangan vitamin D yang disertai kekurangan mineral Calsium dan Fosfor menimbulkan penyakit tulang yang menyebabkan kelumpuhan pada itik. Itik yang terserang penyakit ini mengalami penyimpangan dan kelainan pada persendian kakinya.

    Antibiotika Dermatitis
    Penyakit ini terjadi pada itik karena penggunaan obat-obatan yang mengandung antibiotika secara berlebihan. Akibatnya kulit itik menjadi kering, bulu rontok dan mudah patah, itik selalu gelisa karena gatal-gatal pada kulitnya.
    Mycosis
    Penyakit “Mycosis” pada itik terjadi karena itik secara sengaja atau tak sengaja mengkonsumsi pakan yang sudah basi atau jamur yang tumbuh di lantai (litter) kandang itik.
    Itik yang keracunan jamur terlihat lesu, nafsu makan berkurang dan dalam beberapa hari berat badan merosot tajam.
    Botulism (Limberneck)
    Terjadi karena itik makan bangkai. Misalnya pemberian makanan daging bekicot yang sudah layu. Bangkai yang sudah berulat mengandung kuman yang berbahaya yaitu “Clastrididium Botulinium”. Kuman tersebut memproduksi racun.
    Tanda – tanda itik yang terserang penyakit ini adalah leher itik seperti tidak bertulang, tidak tegak atau lunglai setelah itik memakan bangkai 1 – 3 hari. Beberapa jam kemudian setelah leher lunglai mengakibatkan kematian.

    Keracunan Garam
    Penyakit keracunan garam umumnya terjdi bila air itik atau air kolam mengandung kadar garam yang tinggi, juga bila bahan baku pakan tertentu berkadar garam tinggi. Keracunan garam pada itik lebih sering terjdi di lokasi peternakan dekat pantai / tambak yang airnya tercemar garam.
    Ternak itik tidak begitu tahan terhadap garam yang berlebihan, konsentrasi 2% saja dalam ransum (pakan) atau 4.000 ppm dalam air minum dapat menimbulkan kematian.
      2. Penyakit Menular diantaranya adalah:
     
    Fowl Cholera (kolera itik)
    Penyakit ini disebabkan oleh bakteri “Pasteurella Avicia”. Kandang yang basah serta lembab mempercepat penularan.
    Gejala penyakit ini adalah : sesak nafas, pial bengkak, dan panas, jalan sempoyongan. Itik yang terserang penyakit kolera yang akut akan meratap dan mengeluarkan suara yang nyaring dan keluar dari kelompoknya.

    Fowl Pox (Cacar)
    Penyakit cacar ini menyerang itik semua umur yang disebabkan oleh virus. Tanda-tanda penyakit ini adalah dengan munculnya benjolan-benjolan pada bagian badan itik yang tidak tertutup bulu sepertikaki dan kepala. Penyakit cacar basah menyerang rongga mulut dalam bentuk “diptherie” dan kematian terjadi karena itik kesulitan makan dan minum.

    White Eye (Mata Memutih)
    Penyakit yang diduga disebabkan oleh virus ini menyerang itik segala umur dan yang paling peka adalah itik umur kurang dari 2 bulan. Biasanya itik yang kurang vitamin A mudah terserang penyakit ini. Kandang yang lembab dan lantai (litter) yang basah juga memudahkan itik terserang penyakit ini.
    Tanda-tanda anak itik yang terserang penyakit ini adalah : cairan putih bening keluar dari mata dan paruh, kotoran yang bening dalam beberapa jam berubah menjadi kekuning-kuningan, itik sulit bernafas, lemah dan akhirnya lumpuh. Bila sampai kejang-kejang, kematian tak bisa dihindari.

    Coccidiosis
    Penyakit berak darah yang menyerang itik. Gejala itik yang diserang penyakit ini adalah kurang nafsu makan, berat badan menurun drastis dan akhirnya lumpuh. Penularan melalui kotoran itik yang membawa coccidia dan terjadi relatif cepat pada itik segala umur, tetapi yang banyak terserang adalah pada anak itik.

    Coryza
    Disebut juga penyakit pilek menular. Penyebabnya adalah semacam microorganisme. Penyakit ini biasanya terjadi pada awal pergantian musim. Penularannya sangat cepat, melalui kontak langsung antara itik yang sakit dengan itik yang sehat.
    Tanda-tanda itik yang terserang penyakit pilek menular ini adalah keluarnya kotoran cair kental dari mata. Jadi penyakit ini mirip dengan penyakit White Eye. Anak itik berumur 1 minggu sampai 2 bulan merupkan yang paling sering menderita. Akan tetapi itik dewasa pun dapat pula terserang wabah penyakit Coryza ini.

    Salmonellosis
    Menyerang itik segala umur dan dapat menyebabkan angka kematian sampai 50%. Penyebabnya adalah kuman “Salmonella Anatis”, melalui perantaraan lalat atau makanan atau minuman yang tercemar kuman tersebut.
    Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : keluarnya kotoran dari mata dan hidung dan menceret. Itik yang bisa sembuh sendiri cukup berbahaya cukup berbahaya sebagai sumber penyakit, maka sebaiknya disingkirkan saja.

    Sinusitis
    Menyerang itik dewasa sehingga menyebabkan kerugian yang tidak sedikit. Penyakit ini dikarenakan tata laksana pemeliharaan yang buruk, kekurangan mineral dalam pakannya dan tidak tersedianya kolam untuk bermain. Akibatnya itik menjadi renta mendapat infeksi sekunder.
    Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : terjadi pembengkakan sinus, dari lubang hidung keluar cairan jernih, sekresi mata menjadi berbuih, sinus yang membengkak menimbulkan benjolan di bawah dan di depan mata.

    Aflatoksikosis
    Umumnya disebabkan oleh “Aflatoksin” yang dihasilkan oleh “Asperqillus Flavus”. Aflatoksin menyerang hati, sehingga itik yang terserang penyakit ini hatinya membesar.
    Tanda-tanda itik yang terserang penyakit ini adalah : kondisi sangat lemah, terjadi pendarahan di bawah kulit kaki dan jari, terhuyung-huyung, akhirnya mati dalam posisi terlentang. Anak itik lebih muda terserang penyakit ini dibanding itik dewasa.
    (Eniza Saleh:http://library.usu.ac.id)
    Sumber gambar: http://4.bp.blogspot.com

ASPEK TEKNIS

  1. Anak itik umur antara 5-8 minggu ditempatkan pada kandang panggung dari kawat dengan alas bahan lunak. per m2 diisi oleh 20-25 ekor anak itik, tanpa lampu pemanas.
  2. Itik dara atau sedang dalam pertumbuhan, umur antara 8-20 minggu keatas ditempatkan pada  kandang kelompok dengan bahan lantai terbuat dari semen atau tanah yang ipadatkan dengan diberi campuran pasir dan kapur, saluran air dangkal untuk minum dan membersihkan badan; per m2 diisi oleh 6-9 ekor, air minum tersedia terus menerus; pemberian pakan 2 atau 3 kali per hari.
  3. Itik petelur atau sedang dalam masa produksi, umur antar 20 minggu - 1 tahun (masa produksi telur yang ideal) ditempatkan pada kandang litter (tidur dan bertelur) dan kandang lantai (bermain). Llantai litter dialasi campuran pasir dan kapur dan ditutup dengan kulit pada jerami, tersedia saluran air dangkal umtuk minum, membersihkan bulu dan mempertahankan suhu tubuh; per m2 diisi oleh 4 ekor atau dalam satu kan dang berisi antara 50-100 ekor, Air minum tersedia terus menerus.
 
  4.
  5.
  6 .
  7 .
  8.
  9
10.
11.
1
Pemberian pakan 2 atau 3 kali per hari.
Pengambilan telur pada pagi hari
Tempat pakan, tempat minum dan lantai kandang dijaga kebersihannya.
Cahaya lampu kecil; tersedia obat anti stress.
Bedakan produksi telur tetas dan telur konsumsi.
Untuk menghasilkan telur konsumsi tidak memerlukan adanya itik jantan
Tempatkan 1 jantan dengan 8-10 itik betina, dalam kelompok yang tidak terlalu besar.
Pembuatan pakan itik petelur dewasa adalah dengan menggunakan campuran pakan konsentrat itik dan dedak/menir/jagung dengan rasio 1:2 atau 1:3 tergantung tingkat produksi.
Sumber gambar: http://1.bp.blogspot.com

ASPEK LEGALITAS

ASPEK LEGALITAS
  1. Surat izin Domisili
  2. SIUP (Surat Izin Usaha Pengusaha)
  3. TDP (Tanda Dartar Perusahaan)
  4. NPWP (Nomor Pokok Wajik Pengusaha)
  5. Sertifikat tanah, Hak milik
  6. IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
  7. Surat Kawin
  8. Kartu keluarga
  9. Kartu tanda penduduk (KTP)

ANALISA USAHA


ASUMSI        
  1. Itik yang diternakan 300 ekor
  2. Harga jual telur per butir Rp. 800 /butir
  3. produksi telur/ekor/tahun  180 butir
  4. harga bibit Rp. 35.000 /ekor
  5. Penyusutan kandang dan peralatan 5 tahun
  6. Tingkat kematian   5% dari seluruh populasi
                                                                                        
URAIAN JUMLAH (RP)
Biaya Investasi
- Kandang  Rp           3.750.000
- Peralatan  Rp           1.500.000
- Sewa Lahan  Rp           1.600.000
Total  Rp           5.250.000
BIAYA OPERASIONAL
1. BIAYA TETAP
    - Biaya penyusutan kandang  Rp              750.000
    - Biaya penyusutan peralatannya  Rp              300.000
Total Biaya Tetap  Rp           1.050.000
2. Biaya Variabel
    - Biaya bibit  Rp         10.500.000
    - Biaya tenaga kerja  Rp           1.800.000
    - Biaya pakan sapi  Rp         12.960.000
    - Biaya obat-obatan  Rp              300.000
    - Biaya lain-lain  Rp              100.000
Total Variabel  Rp         25.660.000
Total Biaya Operasional  Rp         26.710.000
Penjualan telur (95% x 300 ekor x 180 butir)  Rp         41.040.000
Keuntungan  Rp         14.330.000